see? It's the #5th Part :)
Maaf kalo di part ini bahasanya ada yg rada frontal ._.
Selamat Menikmati!!!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Agni
terbelalak menatap layar iPad dihadapannya saat ini. Bagaimana tidak?
Saat ini Agni tengah menonton salah satu video yang tidak sengaja
ditemukannya di YouTube. Well, itu memang hobi Agni, mencari video unik
hanya untuk menghilangkan rasa bosannya ketika menunggu Cakka show atau
bahkan shooting iklan.
Air muka Agni terlihat geram
menyaksikan apa yang ada dihadapannya saat ini. Bagaimana mungkin semua
yang dilakukan Cakka semalam –saat diacar award- sudah tersebar luas di dunia maya? Agni semakin shock ketika melihat viewers video
tersebut. Hampir 500.000 pengunjung You Tube melihat semua yang terekam
lengkap disana. Mulai dari cakka mencium pipi Agni sampai akhirnya
Cakka bernyanyi lagu More Than This di stage award tersebut.
Jujur
saja, saat melihat video barusan Agni merasakan sesak yang tiba-tiba
mengerjapnya, Agni tidak tau apa yang Cakka rencanakan hingga akhirnya
pemuda tampan itu berani melakukan apa yang semalam dilakukannya.
Pandangan
Agni mulai mengabur, sesak itu semakin terasa ketika Agni membaca semua
komentar-komentar yang ada dibawah video itu, tidak sedikit yang
mengumpat, mencerca, bahkan mencaci maki Agni dengan berbagai umpatan
dan hinaan.
Sungguh, bukan ini yang Agni inginkan, ini
semua salah paham, ini semua salah Cakka yang sudah melakukan tindakan
tanpa perhitungan terlebih dahulu. Dengan air mata tertahan, Agni me-Turn Off iPadnya dan terdiam, mencoba memikirkan cara bagaimana menyelesaikan semua yang sudah dilakukan Cakka semalam.
“Ag, gue minta aer
dong” Agni tersentak ketika mendengar suara bariton Cakka barusan,
dengan segera Agni mengusap air mata yang hampir saja mengaliri pipi
chubbynya.
Dengan malas Agni berdiri kemudian
melangkahkan kakinya menuju meja yang memang disediakan untuk tempat
air minum. Agni mengambil sebotol air mineral dan kembali ke tempat
Cakka menunggunya.
Agni mendengus kesal ketika tubuh
mungilnya itu terasa limbung karena ditabrak seseorang, hampir saja
Agni terjatuh kalau saja dirinya tidak bisa menjaga keseimbangan
tubuhnya. Agni menatap tajam kearah orang yang baru saja menabraknya,
bukannya minta maaf, orang itu malah menatap Agni dengan tatapan
meremehkan, detik kemudian gadis yang menabrak Agni barusan melenggang
pergi, seolah dirinya tidak melakukan apapun.
“Nih”
tangan Agni terulur kearah Cakka tapi pandangan gadis manis itu tidak
lepas dari gadis yang beberapa saat lalu menabraknya.
Jujur
saja, Agni heran dan tidak mengerti apa yang diinginkan gadis itu.
Bukannya meminta maaf, gadis itu langsung pergi tanpa rasa bersalah
sedikitpun. Hei, atau jangan-jangan gadis itu salah satu penggemar
Cakka yang tidak suka padanya? Dengan segera Agni mengusir pikiran
bodoh itu dari otaknya.
***
Hening
menyelimuti keduanya. Jujur saja, Cakka sangat amat merasa tidak nyaman
dengan keadaan seperti ini. Entah mengapa dirinya tiba-tiba merindukan
Agni yang selalu banyak omong dan membuatnya kesal tapi kali ini? Agni
sama sekali tidak membuka bibir mungilnya itu untuk berbicara.
Entahlah, apa yang membuat Agni seperti itu.
Sedangkan
Agni sendiri, dirinya lebih memilih diam, Agni sedang malas melakukan
apapun yang berhubungan dengan pemuda tampan disampingnya ini. Agni
takut jika dirinya terlalu berbaik hati pada Cakka, maka kejadian
seperti saat malam acara award itu akan kembali terulang dan
Agni menghindari itu. Agni tidak ingin penggemar Cakka terlalu jauh
menilai apa yang dilakukan Cakka padanya.
“Lo kok diem
aja sih, Ag? Biasanya heboh sendiri” Cakka yang sudah gerah dengan
keadaan ‘aneh’ didalam mobilnya itu mencoba membuka suara, berbaik hati
mengajak gadis manis disampingnya itu berbicara.
“Males”
Cakka melirik sambil mengernyitkan dahinya kearah Agni. Sungguh, ada
yang aneh dari Agni dan sepertinya Cakka tidak menyadari apa itu.
“Kka…” Cakka hampir saja menginjak remnya dengan mendadak mendengar
suara Agni barusan. Bukan hanya karena panggilan itu yang tiba-tiba
tapi juga karena nada bicara Agni yang terdengar dingin dan entahlah…
yang pasti Cakka merinding mendengar nada bicara Agni barusan.
“Kenapa,
Ag???” Cakka mencoba menetralkan perasaan yang tiba-tiba menyergapnya,
entah mengapa dirinya merasa aneh dengan Agni kali ini. Sungguh, Agni
tidak seperti biasanya.
“Apa maksud lo ngelakuin yang semalem pas di acara award itu?”
DEG…
Cakka
tersentak mendengar pertanyaan Agni barusan. Well, jujur saja, Cakka
melakukan itu karena refleks ketika dirinya kesal melihat Oik yang
tiba-tiba kembali muncul dan mengganggu kehidupannya lagi. Cakka
bergidik ngeri melihat tatapan tajam Agni kearahnya-Cakka-, dengan
susah payah Cakka mencoba membuat dirinya senyaman mungkin, berharap
Agni tidak curiga.
“Iseng doang. Emang kenapa?” Cakka
bodoh!!! Cakka sama sekali tidak menyadari perubahan raut muka Agni
yang sudah tidak bisa digambarkan lagi. Jujur saja, Agni merasakan
sakit dan sesak itu lagi. Terlebih ketika mendengar alasan Cakka
barusan.
“Iseng???” suara Agni mulai terdengar bergetar,
Cakka menoleh sesaat kearah Agni. Memastika bahwa gadis manis itu
baik-baik saja.
“Iya…. Lo kenapa sih, Ag? Lagian bukannya gue udah biasa ya ngisengin lo. So? Santai aja lah”
Seketika
Agni menatap tajam kearah Cakka. Agni merasa pandanganya mulai buram
karena terhalang air mata. Agni menatap Cakka tidak percaya, ternyata
Cuma Agni yang merasakannya, Cuma Agni yang merasakan sakit akibat
perbuatan ‘iseng’ Cakka itu.
“Iseng??? Lo bilang iseng?
HEH CAKKA FERDINAND, LO NYADAR NGGA SIH KALO KE’ISENG’AN LO ITU BUAT
GUE JADI KORBANNYA? LO NYADAR NGGA SIH KALO KE’ISENG’AN LO ITU BUAT GUE
DIKATAIN BITCH, PEREMPUAN NGGA BENER DAN MATRE. LO NYADAR
NGGA SIH? OTAK LO DIMANA CAKKA FERDINAND?” seketika Cakka menghentikan
laju mobilnya dan detik kemudian mengalihkan pandangannya kearah Agni
yang sudah mulai dibanjiri air mata.
“Lo selama ini
selalu egois dan gue ngga masalah. Tapi sekarang? Lo bener-bener udah
kelewatan. Gimana kalo keluarga gue tau tentang gue yang ‘bitch’
itu? Gimana kalo keluarga gue liat semua komen itu? Lo ngga pernah
mikir itu Cakka. Gue ngga habis pikir lo bisa sebodoh dan seceroboh
itu” Cakka menatap Agni nanar, membiarkan gadis manis itu mengeluarkan
semua emosinya.
“Selama ini gue selalu nerima perlakuan
ngga adil dari lo, selama ini gue udah nurutin semua permintaan lo tapi
gue ngga nyangka kalo gini balesan lo ke gue. Gue ngga berharap lo
ngasih gue perhargaan atas itu tapi cukup dengan hargai gue, Kka.
Hargai gue sebagai manusia bukan babu lo” Cakka benar-benar tersentak
mendengarnya, itukah yang dirasakan Agni selama ini? Itu kah yang
selama ini berada dibenak gadis manis itu? Itu kah yang selama ini
menjadi pikiran dan keluhan gadis manis itu? Kalau memang benar, lo
emang bodoh Cakka, batin Cakka masih menatap Agni dengan nanar.
***
Sejak
kejadian Agni ‘curhat’ itu sekarang hubungan keduanya semakin aneh.
Well, mereka memang masih satu atap dan Agni pun masih berstatus
sebagai assistant Cakka tapi entah mengapa ada yang aneh dari itu.
Tidak ada lagi teriakan Agni ketika Cakka enggan melakukan show, tidak
ada lagi umpatan Cakka ketika mendengar teriakan Agni, semua terasa
aneh, datar dan… dingin.
Cakka terdiam ditempatnya sambil
memeluk gitar acoustic yang memang selalu menemaninya disaat-saat
seperti saat ini. Cakka mencoba melihat kearah balkon kamar Agni yang
berada disebelahnya, kamar Agni terlihat gelap. Tidak seperti biasanya,
padahal ini masih menunjukkan pukul 8 malam, tapi aneh melihat kamar
Agni dalam keadaan gelap pada saat ini. Perlahan Cakka mulai memetik
senar gitarnya…
Girl I see it in your eyes
You’re disappointed.
Cakka
menghela nafas ketika mengingat kejadian Agni ‘curhat’ dimobilnya
dengan teriak-teriak beberapa hari yang lalu, yang membuatnya semua
berubah menjadi aneh, datar dan dingin seperti saat ini.
Cause I’m the foolish one that you anointed with your heart
I tore it apart
And girl what a mess I made upon your innocence
And no woman in the world deserves this
But here I am asking you for one more chance
Can we fall, one more time?
Stop the tape and rewind
Oh and if you walk away I know I’ll fade
Cause there is nobody else
It’s gotta be you
Only you
It’s gotta be you
Only you
Now girl I hear it in your voice and how it trembles
When you speak to me I don’t resemble, who I was
You’ve almost had enough
And your actions speak louder than words
And you’re about to break from all you’ve heard
Don’t be scared, I ain’t going no where
Cakka
merasa bodoh, hanya karena kesal pada Oik yang tiba-tiba datang lagi ke
kehidupannya, Cakka malah menyakiti hati gadis manis yang selama ini
selalu menemaninya. Walaupun selama ini Cakka selalu ditemani dengan
teriakan atau perintah-perintah Agni tapi entah mengapa itu yang
membuat Cakka merindukan gadis manis itu, gadis manis yang saat ini
sedang merasa tersakiti.
I’ll be here, by your side
No more fears, no more crying
But if you walk away
I know I’ll fade
Cause there is nobody else
It’s gotta be you
Only you
It’s gotta be you
Only you
Oh girl, can we try one more, one more time?
One more, one more, can we try?
One more, one more time
I’ll make it better
Cakka
menyesali semua perbuatan bodohnya yang malah membuat gadis manis itu
merasa sakit hati. Jujur saja, Cakka tidak menyangka bahwa Agni akan
merasa sesakit itu dan seperti kali ini Cakka benar-benar sudah
kelewatan.
One more, one more, can we try?
One more, one more,
Can we try one more time to make it all better?
Cuz its gotta be you
Its gotta be you
Only you
Only you
It’s gotta be you
Only you
It’s gotta be you
Only you!
(One Direction – Gotta be You)
Terlihat
jari Cakka mulai menari diatas LCD iPhone keluaran terbarunya itu,
dengan segera Cakka membuka akun twitternya, akun tempat dirinya
berinteraksi dengan para fansnya. Senyum puas terpancar dibibir pemuda
tampan ini ketika melihat tanggapan positif dari para penggemarnya
ketika Cakka membuat status, dan tentu saja langsung menjadi
perbincangan hangat.
@cakkaferdinand: Please, don’t judging her @clarisAgnia anymore, she’s my gf now. I choice her and love her!!!
Cakka
mengembalikan iPhone nya itu ke dalam saku celananya. Kali ini Cakka
kembali memainkan senar gitarnya, hanya memetiknya seperti biasa, tidak
menyanyikan lagu tadi dan kali ini nadanya pun terdengar lebih ceria
dan bersemangat.
“Dengan gini gue berharap lo bisa maafin
gue” Cakka menatap balkon kamar Agni dengan sayu, detik kemudian Cakka
masuk ke dalam kamarnya, berharap besok gadis manis itu mau
memaafkannya.
Continued...