Jumat, 23 September 2011

#ImagineAne(h) with David

Happy Read...!!!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Apa yg harus aku lakukan sekarang? Terjebak dalam masalah tidak penting seperti ini, aku menyayangi mereka. Tidak berniat memilih ataupun memihak salah satu diantara mereka. Sungguh, inilah hal terkonyol yg terjadi dihidupku. Mereka yg selama ini memberi warna dihidupku perlahan mulai terlihat aneh, seolah berlomba untuk menampakkan diri mereka yg sesungguhnya dan itu membuat aku tidak habis pikir dgn tingkah konyol mereka.
Konyol. Satu kata yg mendeskripsikan aku saat ini. Bagaimana tidak? Aku harus menyelesaikan masalah yg -sebenarnya- aku hindari dari awal. Jujur saja, aku bukan tipe orang rela mati-matin untuk masalah seperti itu. Jika ditanya apakah aku kecewa? tanpa pikir panjang aku akan menjawab YA. Karena aku sudah bosan dgn keadaan seperti ini. Kenapa mereka tidak pernah mengerti perasaanku? Kenapa selalu aku yg harus mengerti mereka? Tidak adakah timbal baliknya untukku?
Aku terdiam, mencoba mendalami apa yg sdg aku pikirkan saat ini. Aku tdk ingin semakin larut dlm masalah ini, & mengapa mreka hrus melibatkan aku?. Aku mrasa menjadi kambing hitam yg selalu menjadi korban sasaran permasalahan. Sesekali aku terpejam, mencoba menikmati semilir angin yg menerpa wajahku. Aku tersentak, ketika melihat disebelahku sudah muncul sesosok makhluk yg menjadi akar permasalahan ini. Aku mendengus kesal, kemudian mengalihkan pandanganku lagi kedepan, lurus & kosong.
Aku tersentak ketika merasakan sesuatu yg berat berada dipahaku, segera aku mengalihkan pandangan itu, menatap mata hazel yg sudah tertutup. Aku mendengus kesal & berniat menyingkirkan kepala itu dari atas pahaku. Tapi itu semua terhenti ketika mendengar dengkuran kecil dari pemuda tampan ini, aku hanya mendesah berat & tanpa sadar mulai mengelus lembut rambutnya, aku pun mulai mengikuti jejaknya, memejamkan mata sambil tetap mengelus lembut rambutnya.
Perlahan kubuka mataku. Aku mengernyit, kmudian menyamankan posisi dudukku. Aku tersentak ktika menyadari sekarang aku sedang berada didlam mobil mahal. Aku menatap kluar jendela, terlihat butiran kecil membasahi bumi dgn semangatnya. Aku hnya menghela napas, kmbali mengalihkan pandanganku padanya. Dia tersenyum, mata hazelnya seketika menyipit, salah satu hal yg kusuka darinya. Tpi mengingat kejadian bodoh itu, aku langsung mengalihkan pandanganku drinya, aku tau itu menyakitinya.
"Kau marah?" seketika aku menatapnya tajam, terlihat ekspresi polos diwajah innocentnya yg selalu membuatku gemas. Aku terdiam, entah mengapa jika dipandangi seperti itu aku jdi tdak bsa berekspresi, seperti mti gaya. Aku hnya mendengus kesal krna kebodohanku yg selalu lemah jka David sudah seperti itu. Perlahan aku merasa David merengkuhku kedalam pelukannya. Hangat, itu yg aku rasakan. Aku merasakan David menenggelamkan kepalanya dilekukan leherku & mengeratkan pelukannya.
"Lepas" bukannya terdengar tajam tpi kata-kataku terdengar bergetar & aku merasa David semakin mengeratkan pelukannya, membuatku sedikit merasa sesak. Tanpa aku sadari, cairan bening itu mengalir deras bersamaan dgn hujan, aku tidak berniat menghapusnya karna aku tau itu akan percuma. Aku hanya bisa memejamkan mataku, sedikit menekan rasa sesak yg tiba2 menyeruak, "I'm so Sorry" lirihnya, membuat tangisanku semakin menjadi.
"Please, jgn menangis. Aku tdk bisa melihatmu menangis seperti itu, aku merasa bodoh" lirihnya membuatku semakin sesegukan. Sesekali aku merasa tangannya mengelus lembut rambutku, aku hanya terdiam & sesekali terpejam seolah menikmati sentuhannya. Saat2 seperti inilah yg sebenarnya sgt aku inginkan, tapi aku sadar itu semua tdk mungkin terjadi. Aku sadar diri, tdk mungkin dirinya mempunyai perasaan yg sama seperti yg aku rasakan.
Aku terdiam, menyendiri dlam kegelapan, aku memang sengaja melakukannya walaupun kegelapan slah satu yg aku takutkan didunia ini. Perlahan cairan bening itu kembali mengalir, terkadang aku merutuki diriku sendiri, betapa bodoh & cengengnya aku ini!. Tdk bisakah aku menjadi seseorang yg kuat, setidaknya dlm masalah ini saja. Aku memeluk erat lututku, menenggelamkan wajahku didlmnya, aku msih terus terisak. Terlalu sakit jka mengingat itu lgi.
"SUDAH KUBILANG, DIA TIDAK CUKUP BAIK UNTUKMU" kudgr suara kras dri dpn kamarku, perlahan aku mendongakkan kepala & air mata itu mengalir lagi. Tidak, dia salah, David yg terlalu baik untukku. Disini aku yg salah. Aku tdak memberitaunya ttg perasaanku ini. Aku menutup kedua telingaku dgn erat, mencoba menghilangkan suara2 kasar dri luar itu. Sesekali aku menggelengkan kepala, msih dgn menutup kedua telingaku. Aku merasa suara itu melemah & akhirnya aku melht hitam pekat pda penglihatanku.

***
"Please, buka matamu. Aku rindu saat dimana kau tersenyum & tertawa" lirihan itu terdengar jelas ditelingaku. Aku mengenalinya, itu David. Ingin sekali aku membuka mataku tapi sulit, terasa berat. Aku merasa tanganku digenggam & aku yakin itu David. David maaf, bukannya aku tdk ingin membuka mataku, tpi sulit. Sungguh, aku ingin melihat senyummu, terlebih lgi mata hazel yg selalu membuatku tenang.
Dalam gelap aku merasa sinar itu semakin menyilaukan mataku, seketika aku menyipit, mencoba untk melihatnya lebih jelas & aku tersentak melihat siapa yg berada dibalik sinar itu. David. Dia tersenyum manis padaku, membuat mata hazelnya menyipit, David mengulurkan tangannya, mencoba meraih tanganku yg bebas. Perlahan aku mendekat kemudian membalas uluran tangan David. Hangat & nyaman, itu yg aku rasakan ketika David merengkuh tubuh mungilku kedlam dekapannya. Aku terdiam, detik kemudian membalas pelukan hangatnya.
Terlihat David memejamkan matanya, seolah menikmati semilir angin pantai yg menerpa wajah kami. Aku hanya tersenyum melihatnya, sampai kpan aku bisa melihat wajah innocent & senyum polosnya itu. Aku merasa waktuku semakin dekat, penyakit bodoh ini betah ditubuhku. Air mataku mengalir dgn sendirinya, aku tdk ingin mencegahnya karna didlamnya jg terdapat kebahagiaan. Yah, ternyata selama ini David memiliki perasaan yg sma dgnku. Aku sgt bersyukur krna disaat terakhirku, aku bsa bersamanya. Aku ikt memejamkan mata smbil meresapi pelukan hangat David, aku tersenyum lemah.

***
Aku bersyukur, disaat terakhirku aku bisa merasakan kasih sayang dari orang yg aku cintai selama ini. David, seseorang yg sangat berarti untukku. Terima kasih, hanya itu yg mampu aku ucapkan. Terima kasih karna kau rela meluangkan waktu berhargamu untukku, tpi maaf aku tdk bisa menemanimu lbih lama. Tapi aku berjanji, aku akan menunggumu disini. I'll always love you, David. Forever :)"



~FIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar